Marcella Zalianty Sebatas Mengagumi
Jakarta, Target News
Diam-diam artis cantik Marcella Zalianty menyukai lukisan dan di rumahnya
terpajang beberpa lukisan dari pelukis papan atas Indonesi. "Saya tuh masih
sekadar menyukai lukisan, jadi belum bisa dikatakan kolektor," kata bintang
film Bintang Jatuh ini ketika ditemui saat menghadiri pembukaan pameran
lukisan “I lluminate” Pelukis Sidik W. Martowidjojo di Museum Nasional,
Jakarta, Kamis (2/2/2017) malam.
Diakui Ketua Umum Parfi 56 ini, ia sudah lama mengagumi lukisan karya Sidik W Martowidjoyo. Tapi karena harganya lumayan mahal, jadi masih sebatas mengagumi saja. "Duitku belum berlebih hanya untuk membeli lukisan, jadi untuk sementara mengagumi saja. Nnggak tahu kedepannya," kata Marcella merendah.
Kehadirannya tentu tak lepas dari jabatannya sebagai Ketua Pokja Film dan Seni Budaya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pameran yang berlangsung di Museum Nasional, Jakarta, itu diselenggarakan atas prakarsa Kadin Indonesia dan Museum Sidik W. Martowidjojo, 2-20 Maret 2017.
“Ini langkah awal dari Kadin Indonesia untuk mendorong sektor ekonomi kreatif mulai dari seni rupa. Tapi nanti tidak menutup kemungkinan, kita juga ke film, fashion dan musik. Di Kadin memang sudah dibikin pokja khusus film dan seni budaya, aku ketuanya di situ. Di bawahnya wakil ketua umum bidang Ekonomi Kreatif dan UKM yang tadinya dipegang Sandi, tapi karena Sandi cuti dengan mencalonkan sebagai wakil gubernur DKI yang kemudian diganti Erick Hidayat,” jelas putri sulung artis Tetty Liz Indriati ini
Perempuan kelahiran Jakarta, 7 Maret 1980 itu menerangkan, “Saya melihat Kadin sebagai payung dunia industri sudah mulai serius memandang ekonomi kreatif untuk bagaimana meningkatkan sektor ekonomi kreatif yang turut mendorong perekonomian Indonesia,” kata Marcella.
Ketika ditanya sebagai sineas, apakah ada keinginan untuk mengkolaborasikan dunia seni, khususnya film, dengan Kadin? Dengan tenang, Marcella menjawab, “Kita Kadin memang sering mengadakan acara nonton bareng agar bisa mendekatkan orang-orang pengusaha dengan film Indonesia. Dukungan yang paling konkrit kalau film kan kita datang dan membayar untuk nonton film Indonesia. Jadi kita menggerakan orang untuk kita bersama-sama nonton film Indonesia. Saya ingin Kadin seluruh Indonesia untuk melakukan hal yang sama. Dimulai dari mereka yang jarang nonton film Indonesia, tapi kalau mereka kita ajak, mereka tahu dan kemudian mengajak keluarga, saudara dan rekan-rekan bisnisnya untuk nonton film Indonesia, ” katanya berharap.
Marcella ingin Kadin juga bisa mendukung pembangunan bioskop-bioskop tingkat kedua micro cinema di daerah. “Karena itu diinginkan tingkat industri. Kita nonton hanya di tingkat provinsi dengan tiket yang tidak murah kalau kita comparasikan dengan standar UMR kita.
Masyarakat di daerah di tingkat kabupaten ingin nonton film Indonesia, tapi tidak ada tempat karena tempatnya terlalu jauh. Jadi pembajakan masif dengan mereka mencari-cari CD bajakannya,” papar putri kandung dari aktris Tetty Liz Indriati dan kakak kandung dari aktris Olivia Zalianty.
“Kadin kalau bisa mendorong dengan membuka prototype. Kadin di daerah juga kerjasama dengan Pemda setempat bikin bioskop. Kalau orang lokal bikin mungkin ada insentif atau apapun. Supaya filmmaker-filmmaker kita bisa panjang menayangkan filmnya setelah daerah utama, daerah keduanya bisa terus berlanjut,” tutupnya. (Buyil)
Diakui Ketua Umum Parfi 56 ini, ia sudah lama mengagumi lukisan karya Sidik W Martowidjoyo. Tapi karena harganya lumayan mahal, jadi masih sebatas mengagumi saja. "Duitku belum berlebih hanya untuk membeli lukisan, jadi untuk sementara mengagumi saja. Nnggak tahu kedepannya," kata Marcella merendah.
Kehadirannya tentu tak lepas dari jabatannya sebagai Ketua Pokja Film dan Seni Budaya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pameran yang berlangsung di Museum Nasional, Jakarta, itu diselenggarakan atas prakarsa Kadin Indonesia dan Museum Sidik W. Martowidjojo, 2-20 Maret 2017.
“Ini langkah awal dari Kadin Indonesia untuk mendorong sektor ekonomi kreatif mulai dari seni rupa. Tapi nanti tidak menutup kemungkinan, kita juga ke film, fashion dan musik. Di Kadin memang sudah dibikin pokja khusus film dan seni budaya, aku ketuanya di situ. Di bawahnya wakil ketua umum bidang Ekonomi Kreatif dan UKM yang tadinya dipegang Sandi, tapi karena Sandi cuti dengan mencalonkan sebagai wakil gubernur DKI yang kemudian diganti Erick Hidayat,” jelas putri sulung artis Tetty Liz Indriati ini
Perempuan kelahiran Jakarta, 7 Maret 1980 itu menerangkan, “Saya melihat Kadin sebagai payung dunia industri sudah mulai serius memandang ekonomi kreatif untuk bagaimana meningkatkan sektor ekonomi kreatif yang turut mendorong perekonomian Indonesia,” kata Marcella.
Ketika ditanya sebagai sineas, apakah ada keinginan untuk mengkolaborasikan dunia seni, khususnya film, dengan Kadin? Dengan tenang, Marcella menjawab, “Kita Kadin memang sering mengadakan acara nonton bareng agar bisa mendekatkan orang-orang pengusaha dengan film Indonesia. Dukungan yang paling konkrit kalau film kan kita datang dan membayar untuk nonton film Indonesia. Jadi kita menggerakan orang untuk kita bersama-sama nonton film Indonesia. Saya ingin Kadin seluruh Indonesia untuk melakukan hal yang sama. Dimulai dari mereka yang jarang nonton film Indonesia, tapi kalau mereka kita ajak, mereka tahu dan kemudian mengajak keluarga, saudara dan rekan-rekan bisnisnya untuk nonton film Indonesia, ” katanya berharap.
Marcella ingin Kadin juga bisa mendukung pembangunan bioskop-bioskop tingkat kedua micro cinema di daerah. “Karena itu diinginkan tingkat industri. Kita nonton hanya di tingkat provinsi dengan tiket yang tidak murah kalau kita comparasikan dengan standar UMR kita.
Masyarakat di daerah di tingkat kabupaten ingin nonton film Indonesia, tapi tidak ada tempat karena tempatnya terlalu jauh. Jadi pembajakan masif dengan mereka mencari-cari CD bajakannya,” papar putri kandung dari aktris Tetty Liz Indriati dan kakak kandung dari aktris Olivia Zalianty.
“Kadin kalau bisa mendorong dengan membuka prototype. Kadin di daerah juga kerjasama dengan Pemda setempat bikin bioskop. Kalau orang lokal bikin mungkin ada insentif atau apapun. Supaya filmmaker-filmmaker kita bisa panjang menayangkan filmnya setelah daerah utama, daerah keduanya bisa terus berlanjut,” tutupnya. (Buyil)