Lola Amaria Legowo
Jakarta, Target News
Lola Amaria tengah galau karena film Lima yang disutradarai sekaligus
diproduserinya bermasalah dengan Lembaga Sensor Film (LSF) yang mengkatogerikan
film Lima untuk penonton 17 ke atas. "Aku ke kantor LSF dalam
rangka konsultasi, dengan lembaga yang berwenang soal peredaran film,"
ujar Lola usai rapat dengan pimpinan LSF di gedung Film Jl. MT Haryono
Jakarta Selatan Senin (28/5).
Sutradara film Minggu Pagi di Victoria Park ini mengatakan kalau
film yang mengangkat tentang ideologi Pancasila ini diproduksi untuk penonton
usia 13 tahun ke atas.! Tapi setelah di sensor ternyata LSF mengkatogerikan
kalau film Lima untuk penonton 17 ke atas. "Film ini dibuat memang
untuk penonton remaja berusia 13 tahun keatas yang disinyalir mulai tidak
mengenal dan memahami nilai dan ideologi NKRI. Makanya kami kaget
kalau kemudian LSF mengkatogerikan untuk penonton 17 ke atas," ujar mantan
pacar sutradara Aria Kusumadewa ini heran.
Setelah melakukan Meeting secara Marathon selama 5 jam, ternyata
pihak LSF tetep kekeh pada keputusan kalau film Lima untuk penonton 17 ke
atas.
"Pasrah dan legowo kalau LSF mengkatogerikan film Lima untuk
17 tahun ke atas." ujar Lola Lesu.
Lola menegaskan kalau keputusan "memprotes" LSF tidak datang
dari diri sendiri selaku kreator film tapi juga berdasarkan masuk dari
elemen masyarakat. "Ada beberapa pengelola Pesantren yang mendorong kami untuk
minta agar film Lima bisa ditonton santrinya yang masih berusia 13 tahun,
juga ada guru dan pimpinan sekolah dengan harapan sama," jelas artis yang
masih melajang ini.
Film ini mengangkat setiap butir ayat dalam Pancasila menjadi sebuah cerita
dalam satu film. Setiap butir ayat Pancasila yang menjadi cerita dalam film ini
juga disutradari oleh satu orang.
Jadi total ada lima sutradara sekaligus yang menggarap film ini. Mereka
adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriyansyah,
dan Adriyanto Dewo.
. Ketika ditanya mengenai alasan dan pesan moral dalam film ini Lola
Amaria memberikan sebuah jawaban yang menggambarkan rasa cintanya kepada Tanah
Air.
Nilai-nilai Pancasila yang divisualisasikan dalam film di
kehidupan sehari-hari bahwa kita harus seperti itu, yaitu kembali ke dalam lima
hal yang mendasar yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan
Leadilan. Jika hal itu diterapkan, kita tidak akan ada lagi keributan dan tidak
akan ada lagi hal-hal negatif yang terjadi,” pungkas Lola Amaria. (Nia Kurniati)
0 komentar:
Posting Komentar