Tudingan Sekretaris ULP Sulbar Miliki Kepentingan
Mamuju, Target News
Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Sulbar menyayangkan atas pernyataan salah seorang oknum sekretaris ULP (Unit
Lelang Proyek) Provinsi Sulbar, Hartono. Menurutnya bahwa tudingan oknum sekretaris
ULP itu terlalu naïf dan sangat berlebihan ke media, hal tersebut di sampaikan Kepala
Dinas Pertanian Provinsi Sulbar saat di ruang kerjanya ke Koran Investigasi (6/6).
Sepert yang di beritakan Daulat Rakyat.com
bahwa sekretaris ULP Sulbar menuding Kepala Dinas Pertanian tidak beretika dan
menginjak-injak peraturan gubernur dalam proses lelang bibit jagung melalui anggaran
APBN senilai Rp 5,2 miliar.
Padahal menurut Hamza bahwa proyek
tersebut sebelumnya telah sampai ke ULP
Provinsi Sulbar, namun pihaknya tidak pernah memprosesnya dengan cepat. Dan
terkesan sengaja melambat-lambatkan, sedangkan petani sangat butuh cepat karena
musim tanam. Pernyataan Hartono selaku sekretaris ULP Sulbar itu, seakan tidak
peduli dengan para petani se-Sulawesi Barat, karena perlu kita ketahui bahwa
apa bila proses pengadaan bibit jagung terlambat sudah jelas petani kita tidak
bisa bekerja untuk menanamnya, hal ini akibat tidak sesuai dengan
musim tanamnya.
Olehnya itu kami dari Dinas Pertanian
untuk pindah proses lelangnya melalui ULP Balai Pengkajian Tekhnologi Kementerian
Pertanian Sulbar untuk memprosesnya secara cepat, sesuai Perpres 172 tentang menunjukkan
langsung dalam pengadaan bibit dan pupuk, dan itu melalui kriteria kata Hamza
dengan kesalnya.
Terpisah salah seorang aktivis LSM Anti
Penyalanggunaan Jabatan Sulbar dalam via telepon selulernya mengungkapkan bahwa
apa yang di sampaikan Sekretaris ULP Sulbar itu, terlalu kasar dan itu dapat diduga
ada tujuan tertentu, sebab ULP tidak
harus menekan seperti itu terhadap Dinas
Pertanian karena mereka bekerja secara professional cepat tentunya. Mereka memikirkan
musim tanam yang tepat bagi petani, buat apa ULP lelang pengadaan sementara
terlambat prosesnya, tentu hal dapat merugikan para petani tandas aktivis LSM
itu.
"Jangan terlalu kasar dan tekan terhadap Dinas Pertanian. Sebenarnya
karena mereka sendiri tahu saat mana musim tanam jagung dan bukan musim tanam. Jangan
hanya mementingkan kepentingannya sendiri, lantas diabaikan kebutuhan petani," ujar Mustajar.(Musraho)
0 komentar:
Posting Komentar